• About
  • Contact
  • Sitemap
  • Privacy Policy

Blogger news

 on Sabtu, 26 Februari 2011  

Mesir Bergolak

Revolusi di temur tengah dimulai demonstrasi besar-besaran di Tunisia. Rakyat Tunisia meminta presiden Zine Ben Ali turun dari jabatannya yang memimpin Tunisia selama 23 tahun. Revolusi timur tengah berlanjut ke Mesir pda tanggal 25 Januari 2010 rakyat Mesir berdemonstrasi di Tharir Square meminta presiden Hosni Mubarak mundur dari jabatannya.

Hampir 40% rakyat mesir hidup di bawah garis kemiskinan dan 15% pengangguran. Hal ini menyebabkan rakyat mesir tidak tahan lagi dengan kepemimpinan Hosni Mubarak dan melakukan demonstrasi besar-besaran di Tahrir Square untuk menurunkannya. Dalam demonstrasi seorang peserta demo mengatakan “Ini merupakan kali pertama bagi saya ikut unjuk rasa. Kami sudah menjadi bangsa penakut, namun akhirnya kami berani mengatakan tidak,” kata Ismail Syed, seorang pekerja hotel yang hanya mendapat upah sekitar US$50 per bulan, atau tidak sampai Rp500 ribu.

Selain itu, Mesir juga mengalami ketegangan antara kaum Muslim dengan Kristen Koptik.Mubarak telah memerintah Mesir sejak 1981 dan kini sudah berusia 82 tahun. Namun, dia belum menentukan sikap apakah akan kembali mencalonkan diri sebagai presiden untuk enam tahun berikut atau memilih pensiun.

Pada demonstrasi di Tahrir Square rakyat mesir mengungkapkan sejumlah tuntutan para demonstran kepada pemerintah Mesir. Pada intinya mereka ingin mengakhiri rezim Presiden Hosni Mubarak, yang telah memerintah Mesir selama 30 tahun. Dalam selebaran yang dibagi-bagikan kepada para peserta demo, dicantumkan empat tuntutan:
Pertama, pengunduran diri Mubarak. Kedua, pengunduran diri kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri Ahmed Mohamed Mahmoud Nazef. Ketiga, pembubaran parlemen dan penjadwalan ulang pemilu. Keempat, pembentukan pemerintahan baru pilihan rakyat.

Kamal El Helbawy, mantan juru bicara Ikhwanul Muslimin, mengatakan kepada stasiun televisi Iran, Press TV, bahwa demonstrasi kemarin merupakan yang terbesar dan paling signifikan dalam sejarah Mesir. Dua demonstran dan seorang polisi tewas setelah terlibat baku hantam. Sementara itu, harian Al-Wafd mengungkapkan bahwa polisi menahan 600 orang dalam aksi unjuk rasa di Kairo, Alexandria, Port Said, Tantan, al-Mahala, Asiut, al-Bahira, dan al-Quium. Sekitar 200.000 orang turut dalam unjuk rasa itu.

Pemerintah berusaha meredam usaha para demonstran yang menggalang aksinya dari internet dengan cara memberhentikan saluran internet dan komunikasi hingga batas waktu yang tidak ditentukan.

Putra presiden Mesir, Gamal Mubarak, bersama keluarganya menyelamatkan diri ke Inggris di tengah kekacauan di negaranya. Padahal, sebelum muncul krisis di Mesir, Gamal sering disebut-sebut sebagai calon pengganti ayahnya, Hosni Mubarak, yang telah 30 tahun berkuasa di Mesir. Menurut media Akhbar al-Arab, seperti yang dikutip The Times of India, Gamal bersama istri dan putrinya terbang ke London dari bandara di Kairo. Keberadaan Mubarak sendiri tidak diungkapkan.

Gelombang demonstrasi anti Presiden Hosni Mubarak di Mesir terus berlanjut. Ratusan ribu demonstran mulai berkumpul di Lapangan Tahrir, Kairo, Jumat pagi waktu setempat, setelah tidak puas atas pidato Mubarak.

Presiden Mesir, Hosni Mubarak menolak mundur dari jabatannya. Lewat pidato yang disiarkan televisi nasional setempat, Kamis, 10 Februari 2011, Mubarak menegaskan tidak akan tunduk pada tekanan-tekanan yang datang dari luar.Menurut Mubarak, dirinya telah menempatkan kerangka kerja yang akan melakukan amandemen terhadap enam butir konstitusi."Saya tidak dapat dan tidak akan bersedia didikte oleh pihak luar. Tak peduli seserius apapun tekanan tersebut," kata Mubarak seperti dikutip dari Aljazeera.

Presiden Mesir, Hosni Mubarak, dikabarkan segera berpidato lewat jaringan televisi nasional di tengah gencarnya isu bahwa dia segera mundur Kamis malam waktu setempat. Isu itu membuat makin banyak warga Mesir datang ke Lapangan Tahrir di Kairo, yang selama ini jadi pusat demonstrasi anti Mubarak.
Presiden Mesir, Hosni Mubarak, dikabarkan segera mundur dari jabatannya di tengah meluasnya demonstrasi yang menghendaki dia turun setelah 30 tahun memerintah. Sejumlah media massa internasional mengungkapkan bahwa pemimpin berusia 82 tahun itu akan mundur "dalam hitungan jam."

Menurut stasiun berita MSNBC, Mubarak kemungkinan akan mundur pada Kamis malam waktu Mesir. Informasi yang sama juga diutarakan stasiun berita CNN dan Al Jazeera. Pimpinan Badan Intelijen Amerika Serikat (AS), CIA, pun mensinyalir bahwa Mubarak akan mundur Kamis malam.

Presiden Mesir Hosni Mubarak akhirnya tidak mampu bertahan menghadapi tekanan dari rakyat untuk mundur dari kursi kekuasaan. Tidak sampai 24 jam setelah menyatakan untuk tetap bertahan, kemarin, Mubarak akhirnya meletakkan jabatan yang sudah 30 tahun ia genggam.

Mubarak memang tidak mengumumkan sendiri pengunduran dirinya sebagai Presiden. Ia meminta Wakil Presiden Omar Sulaeman untuk menyatakan bahwa dirinya mundur dari jabatannya dan selanjutnya tampuk pimpinan pemerintahan diberikan kepada Dewan Jenderal Mesir.

Militer akan menangani jalannya pemerintahan sementara sampai terpilihnya Presiden baru dan terbentuknya pemerintahan baru. Oleh karena keputusan yang mendadak, belum diketahui kapan pemilihan umum akan digelar di Mesir. Dewan Jenderal pun belum menyampaikan langkah yang akan dilakukan pada masa transisi ini.

Keputusan mundur Mubarak disambut dengan penuh suka cita oleh masyarakat Mesir. Sepanjang malam mereka turun ke jalan untuk merayakan "kemenangan" atas tirani pemerintahan yang tidak menyejahterakan rakyat dan penuh dengan praktik korupsi.
Rakyat Mesir belum memikirkan siapa selanjutnya yang mereka harapkan untuk memimpin Mesir ke depan. Mereka hanya menginginkan agar pemerintah yang baru menegakkan hukum dan memproses praktik korupsi yang telah merugikan keuangan negara dan menyengsarakan rakyat banyak.

Terutama korupsi Mubarak yang diperkirakan mencapai 36 miliar dollar AS diminta untuk disita oleh Negara. Uang yang dirampok dari Negara diharapkan dikembalikan kepada negara agar bisa dipakai untuk membangun negeri dan mengangkat kualitas kehidupan masyarakat.

Rakyat mesir tentunya bersyukur bahwa akhirnya akal sehat yang berbicara. Mubarak tidak lagi menggunakan kekerasan untuk menghentikan demontrasi massa. Ia menyadari bahwa tidak mungkin ia memperpanjang masa kepemimpinan, meski sampai bulan September ketika masa jabatanya berakhir. Rakyat Mesir sudah tidak menghendaki dirinya dan meminta Mubarak turun sejak sekarang juga.

Selama 18 hari Mubarak mencoba mengintimidasi rakyat. Dengan kekuatan yang ada di tangannya, Mubarak mencoba menakut – nakuti rakyat. Tidak kurang dari 300 nyawa melayang. Namun rakyat Mesir tetap bergeming dan bahkan mereka lebih berani untuk melawan dan menegakkan keadilan.

Setelah mundurnya Mubarak, harapan semua rakyat Mesir bisa menata kembali kehidupan mereka. Perekonomian yang lumpuh sepanjang dua pekan terakhir harus segera dipulihkan. Mereka haru melanjutkan kehidupan dan pembangunan untuk mencapai masa depan yang lebih baik.

Rakyat Mesir sudah berhasil melakukan revolusi. Semoga revolusi Mesir bergulir terus – menerus. Akhirnya revolusi harus menghasilkan penataan kehidupan benegara yang lebih baik dan setelh mundurnya Mubarak semua rakyat Mesir harus kembali kepada tugas dan tanggung jawabnya masing – masing untuk membangun Mesir.

Referensi :
1.http://dunia.vivanews.com/news/read/201483-rakyat-mesir-ajukan-empat-tuntutan
2.http://metrotvnews.com/read/tajuk/2011/02/12/670/Mesir-Pasca-mundurnya-Mubarak/tajuk

4.5 5 Edi Susilo Sabtu, 26 Februari 2011 Mesir Bergolak Revolusi di temur tengah dimulai demonstrasi besar-besaran di Tunisia. Rakyat Tunisia meminta presiden Zine Ben Ali turun dar...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

J-Theme